Bung Tomo
Pembakar Semangat di Surabaya
Nama : Sutomo (Bung Tomo)
Lahir : Surabaya, Minggu, 3 Oktober 1920
Meninggal : Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 (umur 61 tahun)
Dikenal karena : Pahlawan Nasional Indonesia
Agama : Islam
Nama Orangtua : Kartawan Tjiptowidjojo
Pasangan : Sulistina Sutomo
Anak : 5
Lahir : Surabaya, Minggu, 3 Oktober 1920
Meninggal : Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 (umur 61 tahun)
Dikenal karena : Pahlawan Nasional Indonesia
Agama : Islam
Nama Orangtua : Kartawan Tjiptowidjojo
Pasangan : Sulistina Sutomo
Anak : 5
Masyarakat Indonesia memperingati hari pahlawan pada sepuluh november, yang
didasarkan pada peperangan besar di Surabaya antara Indonesia melawan tentara
NICA yang mendompleng sekutu, peperangan yang bermula dari insiden pengibaran
bendera belanda di hotel yamato ini berkembang menjadi peperangan yang
menumpahkan banyak darah dan merupakan peperangan paling besar yang pernah
dilakukan oleh pemerintah Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia
yang saat itu sudah merdeka dilecehkan oleh tentara sekutu yang ternyata
membawa pasukan belanda untuk merebut kembali indonesia dengan alasan melucuti
tentara jepang dan membebaskan tawanan perang, biografi bung tomo akan
menceritakan sejarah berdarah tersebut.
Bung tomo yang memiliki nama lengkap
Soetomo adalah laki-laki kelahiran Surabaya pada tanggal 02 Oktober 1920,
merupakan putra dari Kartawan Tjiptowidjojo terlahir dari keluarga kelas
menengah setengah priyayi, bung tomo juga menempuh pendidikan yang hampir setara
dengan anak-anak kompeni saat itu, padahal waktu itu sangat sulit mendapatkan
akses pendidikan bagi warga pribumi, bung tomo muda juga aktif mengikuti
berbagai macam organisasi, salah satunya adalah organisasi kepanduan bangsa
indonesia yang juga merupakan organisasi cikal bakal pramuka di indonesia, bung
tomo sendiri mengatakan bahwa selama bergabung dengan organisasi ini banyak
sekali hal yang ia pelajari sebagai landasannya memperjuangkan negara
indonesia, mengetahui biografi bung tomo merupakan hal yang sangat penting
untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda indonesia.
Bung tomo juga memiliki karir yang cemerlang di segala bidang yang pernah
bung tomo geluti, diantaranya adalah sebagai jurnalist, bung tomo memiliki
minat yang sangat tinggi terhadap dunia jurnalistik pada masa mudanya, puncak
karir bung tomo di dunia jurnalistik adalah menjadi pemimpin redaksi pada
kantor berita antara, membahas biografi bung tomo dengan pertempuran
sepuluh november yang sangat sengit tidak bisa terlepas dari peran ulama-ulama
dan kyai-kyai di jawa timur, diantaranya adalah KH. Wahab Chasbullah yang saat
itu menjabat sebagai panglima laskar Hizbullah yang berada di garis terdepan
peperangan sepuluh november.
Selepas peperangan melawan penjajah bung tomo sempat terjun ke dunia
politik dengan menjadi menteri negara Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang
Veteran dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
namun pada kenyataannya hati bung tomo tidak terpuaskan dan seringkali merasa
kecewa dengan keputusan-keputusan politik saat itu, biografi bung tomo bisa
sangat panjang jika membahas hal ini.
Bung tomo mengalami kekecewaan yang sangat mendalam terhadap model
pemerintahan orde baru yang di pimpin oleh soeharto, sehingga membuatnya
menjadi lantang meneriakkan ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintahan
orde baru, sehingga pada puncaknya bung tomo sempat dipenjara oleh pemerintah
orde baru yang merasa khawatir dengan protes dan kritik yang dilakukan oleh
bung tomo. Sahabat merah demikian biografi bung tomo semoga dapat meningkatkan
rasa nasionalisme kita.
“Merdeka atau mati !”
"Selama
banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin
secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau
menyerah kepada siapa pun juga."
“Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang
yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar