Kamis, 20 April 2017

Biografi Jendral Soerdirman




Jendral Soerdirman
Jendral Muda Indonesia

Nama Lengkap : Raden Soedirman
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : 24 Januari 1916
Zodiac : Aquarius
Kebangsaan : Indonesia
Meninggal : Magelang, 29 Januari 1950
Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Semaki
Agama : Islam

 

Beliau dilahirkan di Bodas Karang Jati Purbalingga Jawa tengah, pada hari Senin 24 Januari 1916. Beliau memiliki nama lengkap Raden Soedirman, namun lebih dikenal dengan nama jenderal Sudirman. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga sederhana, ayahnya bernama Karsid Kartowirodji dan ibunya Siyem. Sejak kecil jendral Sudirman dirawat oleh Raden Tjokrosoenarjo dan istrinya bernama Teoridowati yang merupakan sebuah keluarga Priyayi.  

Biografi Pendidikan Jendral Sudirman di mulai Hollandsch Inlandsche School, namun ketika tahun kelima Jendral Sudirman berhenti dari sekolahnya dan kemudian melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta di sekolah Taman Siswa. Setelah itu Jendral Sudirman melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomo. Jenderal Sudirman juga berbakat dalam berbagai ilmu pelajaran dan ia juga memperdalam ilmu agama. Berdasarkan buku biografi Jendral Sudirman, gurunya Suwarjo Tirtosupono dan Raden Muhammad Kholil mendidiknya dengan baik. Setelah lulus dan setelah kematian ayah tirinya beliau yang berusia 19 tahun juga sempat mengajar di sekolah Wirotomo. Jendral Sudirman juga aktif di organisasi Kepanduan Putra Muhammadiyah, beliau memimpin Hizboel Wathan.  Selanjutnya beliau juga belajar satu tahun di sekolah guru di Surakarta yaitu di Kweekschool.
Setelah itu Jenderal Sudirman juga lebih giat bergerak di organisasi kepemudaan Muhammadiyah. Jenderal Sudirman dikenal sebagai pemimpin yang pintar untuk bernegosiasi. Jendral Sudirman juga menikah dengan teman saat sekolah dulunya. Perempuan yang dinikahinya bernama Alfiah dan mempunyai keturunan 4 orang putra dan seorang putri. Sebelum kedatangan tentara Jepang, jenderal Sudirman di minta oleh Belanda untuk memberi pelatihan terhadap tentara pribumi tentang pelatihan kemiliteran. Dan pada tahun 1942, kedatangan Jepang di Indonesia semakin memperburuk keadaan ekonomi dan kesejahteraan rakyat pribumi. Banyak sekolah yang ada ditutup oleh Jepang, salah satunya adalah sekolah yang tempat beliau mengajar. Namun setelah beberapa waktu berlalu, dalam buku biografi Jendral Sudirman, beliau mampu bernegosiasi dengan pemerintah jepang untuk membuka sekolah  tersebut. 

Pada masa pemerintahan Jepang, berdasarkan biografi jendral Sudirman, beliau aktif memimpin organisasi bentukan Jepang yang bertujuan menjaga keamanan Indonesia dari pihak sekutu. Sudirman memimpin Syu Sangikai, bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA). Oleh karena itu Beliau mengikuti pelatihan di Bogor. Karena kepiwaiannya, Jendral Sudirman diangkat sebagai Komandan dan dipersenjatai dengan peralatan lengkap dan ditempatkan di Batalion Kroya, Banyumas, Jawa Tengah. Hingga sampai pada terjadinya Bom Atom Nagasaki dan Hirosima, jendral Sudirman membantu Soekarno hatta dan pejuang lainnya untuk mengamankan persiapan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, negara Indonesia perlu membentuk pasukan keamanan/ tentara Indonesia.

Kisah perjuangan Jendral Sudirman berlanjut dengan bergabungnya beliau dengan BKR yang akhirnya berganti menjadi TKR (yang sekarang disebut TNI). Pada masa itu pangkat jendral Sudirman mulai berkembang karena keuletannya. Mulai dari pangkat colonel letnan jenderal, jenderal, hingga jenderal Besar. Selain itu jenderal Sudirman juga berperan secara langsung dalam perang Ambarawa dalam mempertahankan dan mengusir tentara sekutu yang diboncengi NICA. Setelah menyusun perjanjian linggarjati dan melawan Belanda dalam Agresi Militer ke 1 dan 2, setahun kemudian jendral sudirman meninggal karena penyakit TBC yang beliau rasakan bertahun-tahun lamanya. Sahabat merah itulah biografi Jendral Sudirman, semoga menambah wawasan kita tentang Pejuang yang satu ini.


“Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu.”
“Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagipula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh. Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.”
“Karena kewajiban kamulah untuk tetap pada pendirian semula, mempertahankan dan mengorbankan jiwa untuk kedaulatan negara dan bangsa kita seluruhnya.”
“Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita. Jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara.”
“Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.”
“Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat, kalau kita waspada dan bertindak sebagai patriot.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar